Sentimen virus di Eropa kembali merebak.

Dollar AS menahan kenaikannya  terhadap mata uang utama pada hari Rabu 23 September 2020, didukung oleh data ekonomi AS yang positif dan kekhawatiran tentang gelombang kedua infeksi virus corona di Eropa dan Inggris.
Dollar Selandia Baru menjadi fokus sebelum pertemuan Rabu nanti di mana bank sentral negara itu diperkirakan akan meninggalkan suku bunga resmi pada rekor terendah dan memperbarui penilaiannya terhadap prospek ekonomi.
Greenback kemungkinan akan terus menguat dalam jangka pendek karena virus korona mengguncang sentimen di Eropa, tetapi ketidakpastian tentang pemilihan presiden AS tahun ini membuat Dollar  rentan terhadap perubahan yang lebih tidak stabil.
Dollar diperdagangkan pada $ 1,1678 per euro di sesi Asia, mendekati level terendah dua bulan pada sesi perdagangan sebelumnya.
Poundsterling berada pada level $ 1,2719, mendekati  level  terendah sejak akhir Juli, setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meluncurkan pembatasan baru pada aktivitas bisnis untuk mengatasi gelombang kedua virus corona.Mata uang AS juga  diperdagangkan sedikit berubah pada 105,08 yen.
Pada hari Selasa, US Dollar didukung oleh data yang menunjukkan penjualan rumah AS melonjak ke level tertinggi dalam hampir 14 tahun pada bulan Agustus, tetapi komentar dari seorang pejabat Federal Reserve terkemuka mengirimkan sinyal beragam.

Leave a Comment

Your email address will not be published.